Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe menghadiri kegiatan Rapat Koordinasi Gugus Tugas Reforma Agraria

   Tak Ada Yang Salah Dengan Mimpi. Mimpi Untuk Kebangkitan NTT.
Ngetrend    2021-09-20  12:14:34

gambar

Wakil Bupati Kupang, Jerry Manafe menghadiri kegiatan Rapat Koordinasi Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA), bertempat di Hotel Aston Kupang, Kamis 16 September 2021. Pelaksanaan reforma agraria di Prov.NTT dilaksanakan dengan cara, kerja bersama atau kolaborasi antara semua stakeholder dalam mencapai kesejahteraan masyarakat yang disebut sebagai desain ekosistem dimana setiap Lembaga/Instansi dan Badan dalam pemerintahan prov.NTT, ada di dalam satu ekosistem kerja melaksanakan kegiatan. Saling bersinergi dan berintegrasi sehingga bersama-sama melaksanakan reforma agraria untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Berangkat dari konsep reforma agraria dalam menata aset dan akses, legalisasi aset tidak akan mencapai kesejahteraan apabila aset yang diterimanya tidak dikelola dan dimanfaatkan secara optimal, oleh karena itu harus dilakukan pemberdayaan terhadap aset yang diperoleh melalui GTRA.

Pada kesempatan tersebut, Wabup Kupang, Jerry Manafe menyerahan sertifikat tanah objek reforma agraria (TORA) kepada 10 orang perwakilan dari Desa Naikean Kecamatan Semau Selatan, sejumlah 350 bidang, yang disaksikan secara langsung oleh Gubernur NTT, Victor Bungtilu Laiskodat.

Gubernur Laiskodat selaku ketua GTRA menyatakan rasa syukurnya karena ATR/BPN bekerja sangat luar biasa dalam pelayanan publik berupa pengurusan sertifikat tanah. Percepatan yang hebat," diakui Gubernur". Tuntutan zaman sekarang beda dengan zaman dulu. Zaman dulu sertifikat 5 tahun baru selesai, tapi sekarang dengan terobosan baru, dapat diselesaikan cepat dan tepat.

Menurut Gubernur asal pulau semau ini, beliau banyak bermimpi untuk melihat NTT lebih maju lagi. Khusus ATR/ BPN lanjut Gubernur, merupakan pilar utama pembangunan, memiliki keahlian, kemampuan selain menguasai tanah, tata ruang pun demikian. Mimpi Gubernur juga ingin NTT memiliki Bank Tanah. Aset tanah di desa mampu dihitung dan tujuannya agar pemimpin tahu potensi dan apa saja yang dimilikinya. Konversi kerugian, bisa kita ketahui. Kebanyakan masyarakat kita, begitu punya sertifikat jualnya suka-suka. Dirinya mengingat baik pesan Presiden Jokowi bahwa sertifikat jangan digadai, untuk kawin lagi. Sertifikat jangan digadai untuk beli sesuatu yang tidak penting.

Gubernur memotivasi bahwa tak ada yang salah jika kita banyak bermimpi untuk kebangkitan NTT. NTT harus jual mimpi, jual visi. Jalan tanpa visi, mati, jalan tanpa harapan juga mati. Hilang harapan pasti yang dipilih adalah akhiri hidup atau mati, beda dengan hilang ingatan, tetap hidup. Gubernur mencontohkan tata ruang pulau Timor. Tak ada tanding di dunia, pulau Timor ada 2 negara yaitu pulau Timor di negara Indonesia dan Timor Leste. Beliau sampaikan selain pemantapan di anggaran, dirinya bermimpi agar ada kereta cepat Kupang-Timor Leste. Sebenarnya kemiskinan NTT menurut Gubernur, terjadi karena intervensi pemerintah terhadap potensi-potensi yang ada di daerah tidak maksimal. Dibawah Pemerintahannya, desain tata ruang harus mampu hitung aset-aset yang berdiri di atas tanah.

Menutup arahannya, sebagai orang beriman, Gubernur berpegang teguh pada firman Tuhan yaitu "Bapa ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat". Dijelaskannya, saat pemerintah bekerja sepenuh tenaga tanpa lelah untuk kebaikan daerah, tak apalah di kritik. Kita berupaya melakukan pekerjaan luar biasa. Selain itu Gubernur asal pulau Semau ini juga bermimpi, ingin menyulap pulau semau sebagai pulau hebat, pulau penuh musik dengan mendatangkan banyak penyanyi-penyanyi hebat kesana.

Rakor ini dihadiri Wakil Menteri ATR, Kepala BPN se-Provinsi NTT, Wakil Walikota Kupang, Tim GTRA, serta undangan lainnya.

Sumber : Humas Kab. Kupang