Bertempat di lokasi Pegaraman Bipolo, Kec.Sulamu Kab. Kupang, Selasa 30 Maret 2021 dilaksanakannya penanaman simbolis anakan mangrove oleh Bupati Kupang, Korinus Masneno bersama Rektor Undana Kupang, Direktur Pengembangan PT.Garam (persero), anggota DPRD Kab.Kpg, Sekjen Lembaga Pemangku Adat Kab.Kpg, Kadis Disperindag Kab. Kpg, Kadis Pertanian Kab. Kpg, Kadis Pariwisata Kab. Kpg, Kepala RSKK, Camat Sulamu, Kades Bipolo, Tokoh adat, Tokoh masyarakat serta undangan lainnya.
Sekjen LPA, Yorhan Nome menerangkan kegiatan ini digagas dgn tujuan : (1).melestarikan kembali hutan mangrove di pesisir pantai pasir putih, (2).menunjukkan kepada berbagai pihak bahwa ternyata masyarakat adat juga dapat memanfaatkan wilayah adatnya utk kepentingan pembangunan, buktinya bahwa masyarakat adat desa Bipolo dpt melakukan kerjasama dgn PT. Garam Persero sejak thn 2018 dan memberikan lahan adat seluas 300 ha.LPA jamin keamanan dan kenyamanan berusaha bagi para investor utk investasi.Jika potensi lahan adat yg dikuasai oleh masyarakat adat dpt dimanfaatkan secara maksimal maka tdk mustahil misi ke-2 Pemkab Kpg "mengembangkan ekonomi kerakyatan utk mewujudkan kedaulatan ekonomi daerah" akan segera terwujud.
Direktur Pengembangan PT. Garam (persero), Arief Hendra melanjutkan atas kerja sama tersebut, thn 2019 sudah menghasilkan garam sebanyak 15.000 ton dan 2020 = 14.600 ton. Namun di tengah situasi pandemi saat ini, belum bisa jual dgn lancar, baru 3.900 ton yg terjual di tahun 2020. Dijelaskannya pula utk impor garam nilainya masih 450 rupiah. Sementara untuk proses pemanfaatan garam di Bipolo, Arief sampaikan selain utk garam makanan, ada juga proses utk garam farmasi. Garam farmasi ini tergolong mahal dgn harga 40.000/kilo, serta proses pembuatan garam utk soda es. Semata-mata peran kita semua di sini utk sejahterakan masyarakat, katanya.
Terima kasih atas kerjasama yg baik pula, datang dari Rektor Undana Fred Benu. PT. Garam (persero) dan UNDANA sepakat melakukan kerjasama dalam bidang pendidikan penelitian, dan pengabdian pada masyarakat melalui pemanfaatan potensi sumber daya yg dimiliki oleh masing-masing pihak. Fred menambahkan upaya utk bangun daerah di Kabupaten Kupang tidak bisa berjalan sendiri, butuh kolaborasi dan sinergitas semua unsur. Konsekwensi kerjasama harus di ikuti dgn upaya dan komitmen selamatkan lingkungan ini. Kepada LPA menurutnya, hutan mangrove yg sudah kita konversi utk tambak garam harus dipelihara. Karena manfaat lingkungannya menurut perhitungan Rektor ini, hutan mangrove masih bisa dikonversi utk tambak garam seluas 5,81 hektar. Pada dasarnya program pembangunan yg dicanangkan Bupati Kupang, Rektor Undana selalu mendukung salah satunya gerakan di sektor perkebunan yakni tanam Lamtoro Taramba
Tanam Lamtoro, Panen Beras merupakan motivasi yg secara menerus di suarakan Bupati Kupang kepada rakyatnya. Gambarannya jika setiap Kepala Keluarga (KK) tanam lamtoro 1 hektar, bisa pelihara 5 ekor sapi. Dari 5 ekor sapi tersebut kalau dijual bisa peroleh 25 juta. Dan uang tersebut bisa beli beras 50 karung. Teori seperti ini merupakan kiat sederhana yg dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Bupati ini juga akui serta bangga bahwa produksi bibit lamtoro taramba di seluruh Indonesia hanya ada di camplong 2 kecamatan Fatuleu dgn penjualannya 50.000/ kilo. Kecamatan-kecamatan lainnya cobalah menerapkan pola seperti ini, harap Masneno.
Ajakan menanam selalu digalakkan orang nomor satu di Kabupaten Kupang tersebut. Dengan menanam rakyat akan sejahtera, apalagi Kab. Kupang berbatasan langsung dgn Kota Kupang, yg mana rata-rata hasil bumi baik pertanian dan perkebunan berasal dari Kab. Kupang yang bisa di jual di Kota kupang
Selain itu kata Bupati masih ada potensi kekayaan lain yg dimiliki yaitu kekayaan air laut. Potensi yg paling diberkahi, tidak perlu tanam, tinggal kita tuai dan jaga alamnya. Seperti garam. Investasi garam sangat berpotensial walaupun hasilnya kecil tapi pasti. Jangan pesimis dgn penjualannya, produksi saja dulu utk garam dapurnya karena sesuai kebutuhan.
Beliau juga ingatkan utk melestarikan lingkungan mangrove yg berpotensi bisa sebagai area wisata karena sepanjang garis pantai dekat dgn permukiman, jaga ekosistemnya, jaga abrasinya.
Sumber : Humas Kab. Kupang