Pengelolaan air bersih perlu ditata secara baik dan menghasilkan manfaat yang luar biasa bagi masyarakat. Lewat terpenuhinya air, selain dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi dapat juga digunakan memenuhi kebutuhan pertanian masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe saat menjadi narasumber pada dialog Jembatan Aspirasi bersama Pro 1 RRI Kupang yang berlangsung di Aula Kantor Desa Sillu, Kec. Fatuleu. (Rabu, 14 Oktober 2020).
Turut hadir dalam dialog ini Anggota DPRD Kab. Kupang Benediktus Humau, Camat Fatuleu Ruben Lobo Duki, Kades Silu Mikael Tokael, perwakilan Kepala Proyek Pengembangan Air Tanah (P2AT) Tobias Alo, kepal Seksi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara 2 Yohanes Harapan, tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama di desa Sillu.
Pembahasan dan diskusi dialog ini terkait "Dilema Pengelolaan Air Bersih di Desa Sillu". Beberapa persoalan yang dihadapi masyarakat Desa Silu diantaranya kondisi Sumur Bor yang diprogramkan oleh Pemerintah, LSM dan dukungan Pihak lain belum termanfaatkan dengan baik. Air yang yang diharapkan mengalir tidak dapat dinikmati oleh mayarakat padahal memiliki jaringan dan perangkat lengkap.
Hal tersebut sempat dikatakan Wabup Jerry pekan lalu di Desa Pariti saat pelaksaan kegiatan jembatan Aspirasi bersama masyarakat Pariti mengatakan pentingnya air dalam
Memenuhi kebutuhan masyarakat termasuk dalam mensukseskan program Revolusi 5P Pemerintah Kab. Kupang. Dikatakannya Revolusi 5P sangat bergantung pada air, maka air menjadi senjata kita. Bagaimana jika saat kita akan berperang tapi senjata kita tumpul ?
Dirinya mengapresiasi pimpinan dan jajaran RRI yang melaksanakan dialog “Jembatan Aspirasi,” Yang menurutnya bertujuan mencari solusi terbaik terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat dan dapat terselesaikan secara tuntas.
Berkaitan pemgelolaan sumber air di Desa Silu menurut Jerry belum berlangsung secara baik padahal pemerintah sudah mengeluarkan anggaran yang nilainya cukup besar tapi outcomenya tidak ada. Jerry menegaskan bahwa masyarakat desa Sillu memiliki kesalahan karena tidak memberitahukan kepada pemerintah soal keadaan yang terjadi sehingga bisa ditindaklanjuti dengan baik.
Lebih lanjut Jerry Manafe mengatakan, peranan Camat dan Kades sangat penting dan harus juga melakukan monitoring terhadap masyarakatnya sehingga bisa dibantu mencari solusi. “kades harus mengintervensi dana desa dan BPD juga harus memberi masukkan kepada desa untuk memanfaatkan dana desa yang ada. Saya lihat Ada beberapa sumur bor di Desa Sillu tapi tetapi tidak dimanfaatkan dengan baik dan akhirnya sumur tsb rusak,” Ungkap Wabub Jerry.
Sesuai diskusi tadi saya harap P2AT dan BWS dapat menyerahkan sumur bor kepada klompok2 untuk dikelola secara baik. “saya minta kepada kades dan camat untuk membuat permohonan pembentukan kelompok melalui Bumdes dan diserahkan kepada saya agar bisa saya teruskan ke Bupati untuk ditandatangani dan diserahkan ke P2AT agar sumur bor tersebut bisa diberikan kepada masyarakat untuk dimanfaatkan", ungkapnya.
Jerry juga berterimakasih kepada BWS dan P2AT karena memiliki program yang luar biasa, namun perlu dijaga dan dipelihara oleh masyarakat sehingga termanfaatkan dgn baik. Dirinya juga meminta kepada masyarakat untuk membantu kades, proyek darimanapun harus sepengetahuan kades agar bisa dikoordinasi langsung oleh kades, misalnya program P2AT ini . Karena pada penyerahan tanah , kades tidak memegang arsip, hal ini yang akan menjadi sumber masalah dalam masyarakat. Kalau masalah operator , kita harus atur agar semuanya bisa terkoordinasi dengan baik. Kalau bisa penyerahan bantuan bisa dipercepat agar masyarakat bisa bermusyawarah untuk fungsi DAS tsb .
Anggota DPRD Kab. Kupang Benediktus Humau mengatakan, berbicara soal air bersih bukan hanya Desa Sillu tapi hampir semua desa merasakan hal yang sama dengan keadaan musim kemarau yang panjang. Memang saya lihat ada beberapa potensi mata air yang bisa dikelola. Tapi sampai dengan saat ini persoalan air bersih masih dirasakan oleh masyarakat di 6 dusun ini. Untuk itu , pemdes harus mengelola bumdes dg baik agar semua masyarakat bisa menggunakan meteran air. Menyangkut pngelolaan , dibuatkan dalam suatu perdes agar semua bisa berjalan sesuai dengan yang telah disepakati bersama.
Yohanes Harapan dari BWS juga mengatakan, pada dasarnya kami sangat senang karena ini wujud perhatian masyarakat pada aset bantuan pemerintah. Pemanfaatan air perlu diatur karena ketersediaan air dalam tanah ini perlu diatur pengelolaannya. Disetiap sumur bor harus ada kelembagaan. Ada uji coba pada pengelompokkan untuk melihat respon masyarakat. Namun pengelolaan dari masyarakat belum maksimal. Untuk itu, sumur bor yg dekat dengan jaringan Pln bisa kami pindahkan agar tidak lagi membeli solar melainkan menggunakan pulsa listrik. Dan kalau bisa operatornya harus pemilik lahan. Dari pihak balai, inilah peran pengelolaan, bagaimana masyarakat secara partisipatif menjaga fungsi DAS.
Camat Fatuleu Ruben Lobo Duki mengatakan, untuk kesejahteraan warga desa Sillu, air yang sudah ada ini harus dikelola dengan baik melalui meteran air dan iuran yang dipungut dari masyarakat oleh masyarakat ini bisa menjadi bahan pengelolaan desa.
Sementara itu Kades Sillu Mikael Tokael mengatakan bahwa sumber air di desa Sillu cukup besar tapi berada di tempat yang sulit dijangkau dengan berjalan kaki sehingga dari P2AT melakukan kegiatan pengeboran sungai (sumur bor). Sumur bor yang ada di desa Sillu belum dijalankan dengan baik sehingga dengan jembatan aspirasi ini kita bisa berbicara banyak hal dan bisa disepakati bersama soal keadaan air yang ada di desa Sillu. Jika air bersih sudah ditangani maka revolusi 5P di Kab. Kupang bisa terlaksana dengan baik jika sumber air di Sillu bisa dikelola dengan baik.
Dalam diskusi tersebut beberapa tokoh masyarakat sempat menyampaikan usul saran diantaraanya Ananias Tanone pada kesempatan tsb mengatakan jembatan aspirasi sehubungan dengan yang dikatakan kades Sillu , bahwa sumur bor ada tapi belum ada pengelolaan secara baik. P2AT belum menyalakan air tsb. Sedangkan masyarakat sedang menanti air yg telah ada ini. Lebih lanjut dikatakan oleh salah satu Tokoh Agama desa Sillu, keadaan air brsih disini sangat menyedihkan, padahal desa ini paling banyak memiliki sumber air dari bor air tapi kami harus membeli air. Usul saya , untuk desa Sillu kita pakai saja meteran air untuk pemanfaatan air bersih di desa Sillu. Lebih lanjut masyarakat menyampaikan, 4 sumur bor yang di bor P2AT tapi masyarakat belum bisa menikmati semuanya dengan baik. Hanya untuk 1 atau 2 kepala keluarga saja. Agar sumur bor yang rusak diperbaiki agar jangan hanya jadi hiasan.
Thobias Alo mengatakan , sumur bor ini berdasarkan proposal masyarakat dan langsung kami survei, pembangunan sumur langsung diserahkan ke bagian pengelola. Dalam pelaksanaan pengelolaan selama 2 tahun kami dampingi dengan bantuan bahan bakar. Dan kami tahu bahwa kelompok ini sudah mandiri hingga saat ini, beberapa sumur yang rusak juga selalu kami cek. Namun dalam pengelolaan di Pengelolaan air bersih perlu ditata secara baik dan menghasilkan manfaat yang luar biasa bagi masyarakat. Lewat terpenuhinya air, selain dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pribadi dapat juga digunakan memenuhi kebutuhan pertanian masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal tersebut disampaikan Wakil Bupati Kupang Jerry Manafe saat menjadi narasumber pada dialog Jembatan Aspirasi bersama Pro 1 RRI Kupang yang berlangsung di Aula Kantor Desa Sillu, Kec. Fatuleu. (Rabu, 14 Oktober 2020).
Turut hadir dalam dialog ini Anggota DPRD Kab. Kupang Benediktus Humau, Camat Fatuleu Ruben Lobo Duki, Kades Silu Mikael Tokael, perwakilan Kepala Proyek Pengembangan Air Tanah (P2AT) Tobias Alo, kepal Seksi Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara 2 Yohanes Harapan, tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama di desa Sillu.
Pembahasan dan diskusi dialog ini terkait "Dilema Pengelolaan Air Bersih di Desa Sillu". Beberapa persoalan yang dihadapi masyarakat Desa Silu diantaranya kondisi Sumur Bor yang diprogramkan oleh Pemerintah, LSM dan dukungan Pihak lain belum termanfaatkan dengan baik. Air yang yang diharapkan mengalir tidak dapat dinikmati oleh mayarakat padahal memiliki jaringan dan perangkat lengkap.
Hal tersebut sempat dikatakan Wabup Jerry pekan lalu di Desa Pariti saat pelaksaan kegiatan jembatan Aspirasi bersama masyarakat Pariti mengatakan pentingnya air dalam
Memenuhi kebutuhan masyarakat termasuk dalam mensukseskan program Revolusi 5P Pemerintah Kab. Kupang. Dikatakannya Revolusi 5P sangat bergantung pada air, maka air menjadi senjata kita. Bagaimana jika saat kita akan berperang tapi senjata kita tumpul ?
Dirinya mengapresiasi pimpinan dan jajaran RRI yang melaksanakan dialog “Jembatan Aspirasi,” Yang menurutnya bertujuan mencari solusi terbaik terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat dan dapat terselesaikan secara tuntas.
Berkaitan pemgelolaan sumber air di Desa Silu menurut Jerry belum berlangsung secara baik padahal pemerintah sudah mengeluarkan anggaran yang nilainya cukup besar tapi outcomenya tidak ada. Jerry menegaskan bahwa masyarakat desa Sillu memiliki kesalahan karena tidak memberitahukan kepada pemerintah soal keadaan yang terjadi sehingga bisa ditindaklanjuti dengan baik.
Lebih lanjut Jerry Manafe mengatakan, peranan Camat dan Kades sangat penting dan harus juga melakukan monitoring terhadap masyarakatnya sehingga bisa dibantu mencari solusi. “kades harus mengintervensi dana desa dan BPD juga harus memberi masukkan kepada desa untuk memanfaatkan dana desa yang ada. Saya lihat Ada beberapa sumur bor di Desa Sillu tapi tetapi tidak dimanfaatkan dengan baik dan akhirnya sumur tsb rusak,” Ungkap Wabub Jerry.
Sesuai diskusi tadi saya harap P2AT dan BWS dapat menyerahkan sumur bor kepada klompok2 untuk dikelola secara baik. “saya minta kepada kades dan camat untuk membuat permohonan pembentukan kelompok melalui Bumdes dan diserahkan kepada saya agar bisa saya teruskan ke Bupati untuk ditandatangani dan diserahkan ke P2AT agar sumur bor tersebut bisa diberikan kepada masyarakat untuk dimanfaatkan", ungkapnya.
Jerry juga berterimakasih kepada BWS dan P2AT karena memiliki program yang luar biasa, namun perlu dijaga dan dipelihara oleh masyarakat sehingga termanfaatkan dgn baik. Dirinya juga meminta kepada masyarakat untuk membantu kades, proyek darimanapun harus sepengetahuan kades agar bisa dikoordinasi langsung oleh kades, misalnya program P2AT ini . Karena pada penyerahan tanah , kades tidak memegang arsip, hal ini yang akan menjadi sumber masalah dalam masyarakat. Kalau masalah operator , kita harus atur agar semuanya bisa terkoordinasi dengan baik. Kalau bisa penyerahan bantuan bisa dipercepat agar masyarakat bisa bermusyawarah untuk fungsi DAS tsb .
Anggota DPRD Kab. Kupang Benediktus Humau mengatakan, berbicara soal air bersih bukan hanya Desa Sillu tapi hampir semua desa merasakan hal yang sama dengan keadaan musim kemarau yang panjang. Memang saya lihat ada beberapa potensi mata air yang bisa dikelola. Tapi sampai dengan saat ini persoalan air bersih masih dirasakan oleh masyarakat di 6 dusun ini. Untuk itu , pemdes harus mengelola bumdes dg baik agar semua masyarakat bisa menggunakan meteran air. Menyangkut pngelolaan , dibuatkan dalam suatu perdes agar semua bisa berjalan sesuai dengan yang telah disepakati bersama.
Yohanes Harapan dari BWS juga mengatakan, pada dasarnya kami sangat senang karena ini wujud perhatian masyarakat pada aset bantuan pemerintah. Pemanfaatan air perlu diatur karena ketersediaan air dalam tanah ini perlu diatur pengelolaannya. Disetiap sumur bor harus ada kelembagaan. Ada uji coba pada pengelompokkan untuk melihat respon masyarakat. Namun pengelolaan dari masyarakat belum maksimal. Untuk itu, sumur bor yg dekat dengan jaringan Pln bisa kami pindahkan agar tidak lagi membeli solar melainkan menggunakan pulsa listrik. Dan kalau bisa operatornya harus pemilik lahan. Dari pihak balai, inilah peran pengelolaan, bagaimana masyarakat secara partisipatif menjaga fungsi DAS.
Camat Fatuleu Ruben Lobo Duki mengatakan, untuk kesejahteraan warga desa Sillu, air yang sudah ada ini harus dikelola dengan baik melalui meteran air dan iuran yang dipungut dari masyarakat oleh masyarakat ini bisa menjadi bahan pengelolaan desa.
Sementara itu Kades Sillu Mikael Tokael mengatakan bahwa sumber air di desa Sillu cukup besar tapi berada di tempat yang sulit dijangkau dengan berjalan kaki sehingga dari P2AT melakukan kegiatan pengeboran sungai (sumur bor). Sumur bor yang ada di desa Sillu belum dijalankan dengan baik sehingga dengan jembatan aspirasi ini kita bisa berbicara banyak hal dan bisa disepakati bersama soal keadaan air yang ada di desa Sillu. Jika air bersih sudah ditangani maka revolusi 5P di Kab. Kupang bisa terlaksana dengan baik jika sumber air di Sillu bisa dikelola dengan baik.
Dalam diskusi tersebut beberapa tokoh masyarakat sempat menyampaikan usul saran diantaraanya Ananias Tanone pada kesempatan tsb mengatakan jembatan aspirasi sehubungan dengan yang dikatakan kades Sillu , bahwa sumur bor ada tapi belum ada pengelolaan secara baik. P2AT belum menyalakan air tsb. Sedangkan masyarakat sedang menanti air yg telah ada ini. Lebih lanjut dikatakan oleh salah satu Tokoh Agama desa Sillu, keadaan air brsih disini sangat menyedihkan, padahal desa ini paling banyak memiliki sumber air dari bor air tapi kami harus membeli air. Usul saya , untuk desa Sillu kita pakai saja meteran air untuk pemanfaatan air bersih di desa Sillu. Lebih lanjut masyarakat menyampaikan, 4 sumur bor yang di bor P2AT tapi masyarakat belum bisa menikmati semuanya dengan baik. Hanya untuk 1 atau 2 kepala keluarga saja. Agar sumur bor yang rusak diperbaiki agar jangan hanya jadi hiasan.
Thobias Alo mengatakan , sumur bor ini berdasarkan proposal masyarakat dan langsung kami survei, pembangunan sumur langsung diserahkan ke bagian pengelola. Dalam pelaksanaan pengelolaan selama 2 tahun kami dampingi dengan bantuan bahan bakar. Dan kami tahu bahwa kelompok ini sudah mandiri hingga saat ini, beberapa sumur yang rusak juga selalu kami cek. Namun dalam pengelolaan di masyarakat kami tidak ikuti secara mendalam sehingga masalah air bersih dan masalah pengelolaan mungkin kita bersama sama hari ini kita bisa mengambil 1 kebijakan yang dikelola oleh desa atau PDAM. Mungkin ada masukan - masukan, bisa kami terima.masyarakat kami tidak ikuti secara mendalam sehingga masalah air bersih dan masalah pengelolaan mungkin kita bersama sama hari ini kita bisa mengambil 1 kebijakan yang dikelola oleh desa atau PDAM. Mungkin ada masukan - masukan, bisa kami terima.
Sumber : Humas Kab. Kupang